[Jajan] Kampung Flory Sleman, Makan di Kandang Kebo Banget, Seus!


Kehamilan eik yang kedua ini agak rempong cyin, deh. Asli, kayak hamil beneran, emji. Mual, muntah, lemah, lunglai, tak berdaya, dan manja pun! Dan, yang paling emjang lagi, eik jadi nggak betah jalan di mol, masyaallah, tobat! Kemarin aja, habis bela-belain nonton pacar aku, Dilan 1990 di bioskop JCM, langsung masuk angin pulangnya, Wakk! Sebelumnya padal akika pengabdi mol garis keras meski ngiter-ngiter doank beli juga enggak, huhuhu. Sedih!

Maka dari itu, weekend yang lalu, rasanya aku pengin tetap jalan meski tidak ke mol. Kalok bisa, sambil makan juga gitu. Ingatlah aku pada sebuah tempat yang dewasa ini cukup hitz dan termahsyur di kalangan warga Sleman City dan sekitarnya. Tempatnya rada-rada alam gitu (buset padahal biasanya males banget karena panas dsb, LOL). Lokasinya juga tidak jauh dari rumah, dan harganya ramah di kantong.


Jadilah, kuboyong sanak famili kakek-neneknya Kala untuk mengunjugi Kampung Flory Iwak Kalen yang berlokasi di pusat kota Sleman, tepatnya di bilangan Pangukan. Dia semacam agro wisata dengan tempat makan gitu. Oiya, di area ini akan ada dua tempat: Kampung Flory Bali Ndeso dan Kampung Flory Iwak Kalen. Dua-duanya satu manajemen deh kayaknya. Bedanya di isi restonya aja. Kalok yang aku datengin, kolab dengan resto jaringan Iwak Kalen. Kalok yang Bali Ndeso nggak tahu dengan resto apa.  Selain lapak kuliner, Kampung Flory juga menjual aneka tanaman hias dan buah. Yuk, kita lihat dalemnya ada apa aja dan seenak apa masakannya.

Itu di tenda warna biru lagi ada spot foto bersama ular dan iguana.

Kampung Flory Iwak Kalen terdiri dari area pendopo dan gubuk semi outdoor, kolam ikan, musala, dan area jualan tanaman. Dapur dan kasir berada di pendopo utama yang besarr, di dalamnya ada area makan tamu juga yang terdiri dari meja-kursi, ada juga yang lesehan. Kelemahannya, pendopo ini gelap gulita, meski saat siang. Area makan yang asyik, menurutku adalah gubuk-gubuk. Ini nih yang dinamai kandang kebo -_-". Jadi, kami bakal makan di kandang kebo deh. Wattt?


Ini kandang kebo akika yang glamor hehehe

Alhamdulillah kandang kebonya hanya halu dan kenyataannya cukup glamor dan clean, huftt, :D. Kandang kebo yang kutempati bukan lesehan, ada meja antik dari pintu jadoel dan tempat duduknya kayak kayu glondongan besar gitu. Seruuu, meski pas hujan deras, kami tetap kebasahan duduk di sini. Nggak ada kerai penahannya juga, jadi tampias ke dalamnya cukup dahsyat. Hanya bisa memandang iri ke pendopo yang tadinya kami hindari, huhuhu. Juga, memandang miris ke pelayan-pelayan yang nganterin makanan pakai payung, nampan makanannya nggak ditutup plastik gituu, aku yakin tetep kena ujan, soalnya deresnya maksimil.

Karena kondisi sangat amat ramai padet merayep, pesanan kami datang lama banget nget. Mana pakai urusan rebutan meja sama tamu lain karena kesalahan info pelayannya. Menurutku pelayanan di sini kurang profesional sih, kayak nggak siap kalok kedatangan banyak tamu. Walaupun rona-rona mereka ceria dan ramah tamah ;). Sambil nunggu pesenan, kami mencoba sensasi terapi ikan di kolam sebelah kandang. Oma kesenengan di sini. Aku nyoba tiga detik aja udah jijay! Geli bangettt!


Oma Kala girang, Kala ketakutan, LOL


Kami juga jalan-jalan di area jualan tanaman. Nggak seluas bayanganku sih. Di sini juga ada jalan turun yang membuat tamu bisa turun ke sungai asli. Widiiw, anak-anak metropolitan pada blingsatan happy main di kali, nih! Kalok aku sebagai penghuni bantaran Selokan Mataram, udah nggak gumun maning lihatnya, hehehe.




Kelihatan nggak jalan turun ke sungainya?

Dan setelah beberapa purnama, akhirnya dateng deh pesanan kami. Lihat, apa yang kami pesan, yah.


Gurami bakar madu (13.500/ons, kami dapet 7 ons=90ribuan)
Ini enak sih, menurutku menu ini yang terenak dari semua yang kami pesan. Madunya terasa beneran, tapi manisnya pas nggak berlebihan.


Pete goreng (7ribu)
Standar rasa pete ya gitu, hehehe.


Balado terong (5ribu)
Enak, tapi nggak istimewa. Rasanya kurang fresh kayak nggak barusan dimasak. Tapi, menu ini jadi menu enak kedua setelah gurami madu.


Wader goreng (11ribu)
Katanya ini salah satu andalan Iwak Kalen. Cuman, bagi aku nggak istimewa sih, karena mlempem, hiks. Sudah nggak krispi lagi, lebih mendekati agak alot.


Jamur krispi (7ribu)
Rasanya enak, gurih, dan alhamdulillah masih krispi :). Kala lahap makan ini.
Mendoan (4ribu)
Enak, digoreng garing, tapi dalamnya empuk.
Pisang goreng (4ribu)
Kurang mantep, tapi bolehlah, hehehe.


Trancam (5ribu)
Ini pesanan Oma, dan katanya rasanya manis. Heu?

Mangut belut (15ribu)
Duh, maaf banget nggak kefoto padahal penampilannya menggoda. Pas menu ini dateng, pas hujan deras, jadi kamera udah dikukutin, takut basah. Bumbu mangutnya enak sih, tapi belutnya yang digoreng kering rasanya alot. Agak bingung juga makannya, dipotong alot, nggak dipotong kepanjangan buat masuk mulut, hehehe.

Kalok minumnya kami pesan menu standar sih, kayak es teh es jeruk, karena beberapa pesanan sebelumnya kosong. Jadi, nggak perlu direview yah. Harga minum juga standar 2ribuan-10ribuan. Nasi satu porsi 2ribu. Sambal 2ribuan.

Kesimpulan eik untuk tempat ini, suasananya oke untuk refreshing, asal pas nggak hujan ya, hehe. Oke untuk harganya, meski ternyata porsinya kecil-kecil. Namun, kurang oke untuk rasa makanannya. Yah, tetep bisalah jadi referensi tempat kumpul keluarga ;). Cobain, yahh! Kalik kamu beruntung pas cuaca cerah ceria dan kepadatan pengunjung rata-rata ;). Nih, Kakung dan Uti Kala aja happy, hehehe.


Note untuk kiddos: tidak ada baby chair, tidak ada Ac, tapi cukup sejuk angin semilir ;). Makanan juga bisalah dipilih yang cucmey untuk anak. Oh iya, asap rokok meraja lela sih, asli. Hiks. Paham sih tempat outdoor, tapi konsep segar dan sejuknya alam jadi tercemar aseppp.

Love,
@diladol




CONVERSATION

1 komentar:

  1. Aku belum pernah ke sini mak. Meski banyak yang bilang cukup femes di kalangan ibu ibu. Makasih referensinya gurami bakar madu yaaa. Pengen coba juga bawa sanak famili sesekali 😘

    BalasHapus

Back
to top