[Jajan] Bubur Krecek Terenak Sedunia Cuma Ada di Muntilan City
Udah lamaaaaa banget nggak ngiras di warung bubur krecek Mbah Gamping, langganan keluargaku. Pagi ini, kami sekeluarga bertandang ke sana dan langsung disambut sama Mba Jualannya, "Udah lama nggak kelihatan...!"
Udah lama juga pengin cerita kuliner favoritku ini, tapi belum sempat-sempat. Warung sederhana ini terletak di Muntilan. Tepatnya kalok dari arah Jogja, setelah Jembatan Gremeng, ada SMPN 1 Muntilan, gang pertama setelah SMP belok kiri, lalu langsung kanan di perempatan pertama. Warungnya kayak gubug kecil di kanan jalan, depan bank BPR mbuh apa namanya. Meski tempat kurang representatif, untuk rasa, udahlah. Semua makanan di kota kecil kelahiranku ini pasti enak. Kalok sampai langganan, berarti enak puoool! ;)
Seperti biasa, kalok ngiras alias makan di tempat harus siap dengan antrean yang bejibun dan mengandalkan ingatan si penjual. Tapi, mereka menganut pembeli makan di tempat selalu diduluin daripada yang take away, hehehe.
Pagi tadi, aku nggak melihat Simbah yang biasa kami sebut Mbah Gamping. Biasanya, doi selalu eksis jadi asisten penjual utama (anaknya, yang sekarang menggantikan singgasana beliau di spot jualan). Zaman dulu, saat aku masih kuliah (belasan tahun yang lalu, wkwkw), Mbah Gamping ini masih njualin, anaknya yang asisten. Btw, baru tadi juga aku tahu dari Ibuku bahwa, warung ini udah ada sejak dulu kala, saat yang njualin adalah Ibunya Mbah Gamping. Wuooow, itu berarti udah sejak 1950an dwoonk turun-temurun?? Nggak heran kalok rasanya luar biasa otentik, huhuhu.
Apa aja yang dijual di warung ini? Mari kita cek n ricek. Pada dasarnya mereka menjual bubur dan nasi gudeg, lengkap dengan lauk pauk yang dibumbu opor. Jangan lupa, tokoh utamanya kalok bagi keluargaku adalah Jangan (Sayur) Kreceknya yang juara. Krecek di sini dimasak santan pedas dengan kentang dan tahu, sllrp, anakku doyan puol!
Istimewanya dibanding bubur gudeg Jogja, menurutku adalah Pecelan khas Muntilan. Ya ampun, kalok pas condiment ini habis, rasanya kecewa berat, hehe. Padahal isinya cuma kubis,wortel,bihun,plus sambel. Tapi, tanpa iniii bukan bubur krecek Muntilan, namanya.
Selain pecelan, setelah bubur gudeg atau nasi kita disajikan sesuai rikues, Mbak Penjual akan menambahkan srundeng di atasnya. Ini juga bikin sajian ini gurih paripurna.
Beres dengan lauk-pauk, saatnya kita bertindak serakah. Apa bentuk keserakahan itu? Menambahkan gorengan ke dalam pincuk adalah jawabannya. Jangan salah ya, gorengan Muntilan itu bedaaaa sama gorengan-gorengan lain. Dia lebih classy, LOL. Tempenya lebar-lebar dan dibalut tepung yang dikombinasi dengan tepung beras. Gurih kriuknya nggak usah ditanya lagi, yah.
Lamanya mengantre bisa kita nikmati sambil nyemilin gorengan dan medhang (minum) teh panas. Btw, teh manis Muntilan juga beda, wkwkw, maaf terlalu cauvinisme, tapi asli ga boong.
Begitu sampai giliran, mata langsung berbinar, liur susah payah ditahan keluar. Kali ini aku pesan bubur komplit dengan telur separuh dan tahu kulit. Alhamdulillah pecelan dan serundeng masih melimpah. Selama makan, belasan kali aku bilang,"Duh, enak banget!" Wkwkw, padahal udah sering banget makan di sini.
Buburnya sendiri udah gurih banget, apalagi dicampur sama kuah pedas dari Jangan Krecek dan lauk pauknya yang tanak dan legit. Belum lagi, sentuhan tambahan berupa gigitan tempe goreng renyah. Mantulita alessandra gotardo.
Setelah dihajar oleh cita rasa gurih pedas yang kenthal, jangan sedih, di sini juga ada pencuci mulut spesial. Mereka menyediakan ketan dengan berbagai toping, maksudku cuma dua sih, wkwk. Kinco (gula merah cair) dan bubuk (semacam bubuk rasa kacang hijau). Kami selalu memesan ketan kinco. Dimakan on the spot jika masih sanggup, boleh juga dibawa pulang jika perut sudah berontak.
Harga masing-masing pesanan nggak perlu dijabarin ya, karena dijamin nggak akan bikin sobat mesken jejeritan. Kami makan 4 orang dewasa, 1 anak, 1 bayi udah pakai mbungkus gorengan dan ketan cuma habis 50 ribu ;).
Kalok kamu kebetulan mau cao ke Magelang or sekitarnya, jangan lupa mampir sini, yah. Atau, kalok emang niatin nglegakke kemari tok, tetap worth it, kok ;). Kasih tahu aku kalok udah nyobain, ya!
You are welcome!
@diladol
Ps: Kalok ada rekomendasi bubur semantul ini di Jogja, mau donk dibisikin. Biar kalok lagi mager balek kampong, bisa di Jogja, aja ;).
Ini tempat sarapan favoritku kalo lagi ke Muntilan, mantap dech pokoknya
BalasHapus