[Jajan] RnB Grill Jogja, Setelah Nabung 6 Tahun Akhirnya Makan Steak Beneran


Seperti biasa, judul selalu berlebihan ya, Bunda. Ceritanya hari ini, 23 Desember 2018, aku dan Pak Baba tepat 6 tahun membina biduk rumah tangga yang penuh gejolak dan gronjalan. Sa rasa, prestasi ini perlu diapresiai dengan makan-makan enak, yha! :))

Kalok penasaran makan-makan tahun sebelumnya. Bisa intip di sini:
Seorae Jogja, Sensasi Makan Daging a la Runningman dan Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku Seminyak

Tidak kusangka, proposal jajan ke RnB ini akan dikabulkan belio. Soalnya, pas kubilang kisaran harganya, doi langsung ngegas, LOL. Tapi, mungkin rasa cintanya terhadap #istrisoleha2018 ini mengalahkan apa pun. Jadi, berangkatlah kami ke resto beraura "luwar negeri" ituh.

Nggak ada yang spesial dengan desain resto RnB Grill. Tapi, kali ini terasa lebih meriah karena banyak dekorasi natal. Kayaknya tadinya ini bangunan rumah ya, ada beberapa ruangan yang diisi dengan tatanan meja kursi. Mereka juga punya teras belakang dengan halaman rumput untuk area merokok. Karena ruangan ber-AC sedang penuh, kami memilih duduk di teras belakang, yang bangkunya bisa nyaman untuk meletakkan kursi Nala.



Begitu buku menu dateng, langsung pusing karena menunya banyak benerrr. Ini cumak sebagian yang kuabadikan. Untungnya nggak butuh waktu ribuan tahun, aku langsung bisa memutuskan. Tentunya karena sudah memegang erat prinsip "pesen paling murah". Alhamdulillah metode ini cukup membantu saat kebingungan memilih menu ;).





Untuk menu steak, ada beberapa step yang harus kita lakoni. Pilih dagingnya, tentukan tingkat kematangannya, pilih sayurannya mau apa, pilih karbonya mau apa. Oh, satu lagi, sausnya! Biar gampang, langsung aja tanya pelayannya, apa yang recomended.

Kami memesan steak, burger, dan pasta. Sambil nunggu pesanan datang, kami langsung disuguhi roti dengan saus keju. Kala superdoyan! Tapi, sampai rotinya habis, pesanan belum dateng juga, wkwk.


Jadi, kami putuskan untuk lihat-lihat bagian toko yang ada di depan resto. Terpampang nyata bahan-bahan makanan "luwar negeri" yang kebarat-baratan. Mulai dari saus, bumbu, pasta, aneka daging dan olahannya, keju, dan banyak lagi. Lumayan buat refreshing.









Nah, siap-siap, pesenan udah datang!

Australian Prime Beef: Black Angus Striploin 200gram (155ribu)


Pesenan aku ini dilengkapi dengan jamur yang digrill, potato wedges, dan saus mushroom. Plus, pelengkap roti dengan olesan saus pesto (yang aku nggak doyan wkwk).

Huhuhu, steak ini enak banget. Ya Alloh inikah rasanya steak beneran? Biasanya kuhanya mampu makan steak balut tepung yang banyakan tepungnya daripada dagingnya ya Alloh, hiks.

Juicy dan gurih maksimal. Apalagi setelah aku ratain potongan butter di atasnya. Kraiiii. Aku eman-eman makannya dikit-dikit. Dagingnya ada bagian lemak-lemaknya yang bikin makin gurih. Makin enak dicampur dengan saus mushroom-nya yang ternyata ada sedikit sensasi pedes. Enak juga pakai saus (duh lupa namanya) yang warna cokelat. Rasanya luwar negeri bangettt, hahahaha. Gimana sih? Ya gitu, ada asem-asem glamornya gitu. LOL.



Kentang dan jamurnya juga enakkk, nggak keasinan, juga nggak hambar. Pas.

Giant Burger (78 ribu) dan Regular Burger (63ribu)


Yang membedakan hanyalah ukurannya. Giant burger untuk Pak Baba, yang regular untuk Kala. Dagingnya tebeel, rotinya enak dan hangat. Rotinya hangat karena digrill kayaknya, bukan dimasukin ricecooker, hehehe. Tapi, kalok untuk anak-anak letuse dan bawang bombay dan zuccini nya bakalan ngeganggu, sih.


Untuk rasa burgernya ya enak, tapi kombinasi sausnya tuh, kurang nendang menurutku. Kurang melimpah sausnya. Apa biar dagingnya terasa original, yha? *sotoy*

Spagethi Carbonara (50ribu)


Ini pesenan Oma, kayaknya karena doi pusing lihat menu harganya kayak roket kabeh, LOL. Pastanya dimasak empuk banget dan terasa creamy. Tapi, bagiku, ini kejunya kurang terasa. Porsinya gedak, plus baru kali ini aku lihat pasta atasnya ada sayurannya, hehe. Aku aja yang kurang wawasan kayaknya.

Minum sebenarnya nggak perlu direview yha, karena kami bener-bener pesen yang termurah. Es teh dan Cola (18ribu), hehehe.


Uniknya, di es teh nya dikasih potongan tebu, loh. Baru kali ini juga tahu. Nggak ngerti fungsinya sebagai hiasan atau apa, tapi aku makan juga tebunya kusesepin hingga bentuknya nggak karuan wkwkw. Sekalian ngasih tahu Kala cara makan tebu. Kenapa doi malah takut-takut yak? Dikira mamanya debus makan kayu, kalik.

Overall kenyang parah. Oiya giant burgernya parah porsinya, Pak Baba aja hampir nyerah. Jadi, pesen yang standar aja kayaknya aman, dan lebih hemat.

Note for kiddos: Tempat nyaman, ada area AC, ada baby chair, makanan cucmey buat anak-anak. Bisa juga main-main di halaman belakang. Tapi, harus hati-hati kalok eksplor bagian toko, ya. Takut bahannya bisa pecah.

Sampai jumpa lama lagi di makan-makan daging berikutnya ;D. Habis ini makan indomie dulu karena #sobatqismin langsung makin qismin, LOL.


Lalu, aku baru sadar malah nggak foto berdua Pak Baba, sibuk norak makan steak yang nunggu tahun keenam pernikahan dulu baru diturutin, LOL.

LOVE,
@diladol

CONVERSATION

2 komentar:

  1. Tempatnya 'ala luar' banget ya mbak. Tapi untungnya puas ya sama rasanya terus juga kenyang. Jadi nggak terlalu sedih dengan 'harganya' hahaha. Tapi aku jadi penasaran pengen nyobain juga pas ke jogja, aku juga tim makan steak ala ala yang banyakan tepungnya hahaha.

    BalasHapus
  2. :) mba bener koo. Pasta ga ada dikasih sayuran kayak di foto itu, kalaupun ada cuma sprinkle bukan sayuran selebar itu. Dan itu juga jauh banget dari carbonara asli (nuhun).

    BalasHapus

Back
to top