[Jalan-jalan] Bonjour, Paris! Menara Eiffel (Part 2)

 

Bonjour! Sujud syukur alhamdulillah pada hari berikutnya ini aku masih bersemangat melanjutkan cerita😀. Cek part 1 jalan-jalan Paris dengan anak-anak di sini, yah!

Well, ini hari pertama kami di Paris! Sekilas pandang kota ini cantik banget di mataku. Semua bangunannya artistik, kuno, dan megah. Dari toko roti, kafe, sampai tempat tinggal semuanya bikin aku mbatin, OMG beneran kayak di Eropa! Dan, yeah! Kami memang sedang di Eropa. Sungguhan!

Saat itu, begitu sampai kamar hotel, kami langsung tiduran sejenak, sebelum bersiap berangkat ke Menara Eiffel! Anak-anak terpaksa kami bangunkan, bagian ini sebaiknya jangan ditiru karena akan ngefek pada mood mereka, hiks. Namun, kami nggak punya pilihan, karena kami hanya punya waktu tiga hari dua malam di sini :(.

Setelah mempelajari rute metro (kereta bawah tanah), kami keluar hotel pada sore hari. Anw, kami nekat nggak memakai simcard setempat juga nggak bawa modem wifi. Jadi, kami mengandalkan screenshoot maps yang sudah kami pelajari sebelumnya. Selamat tersesat di labirin kota romantis, Bunda dan Ananda, hehehe.

Stasiun Metro Bawah Tanah

Boyoken! Satu kata ini yang mengingatkanku pada stasiun-stasiun metro di Paris. Why Bunda why? Karena stasiun-stasiun di sana sama sekali tidak stroller friendly, serius. Dan, menuju peron bawah tanahnya itu kadang nggak hanya satu tingkat, tapi bisa beberapa kali turun-naik tangga. Jangan bayangkan banyak lift yang pro lansia serta anak seperti di kebanyakan stasiun negara maju lainnya. Nggak nemu blas! Jadi, kami nggotong-nggotong stroller naik-turun tangga. Sebenarnya kami sudah menyewa stroller yang terpraktis ya, Chocolate Minima yang ringkas, cukup enteng, serta mudah dibuka dan dilipat. Namun, tetap saja kami dikalahkan oleh medan yang njulek-njulek di dalam labirin bawah tanah sana. Mau ananda dilepas pasang di stroller juga ribet, mau dibiarin di stroller juga abot, hahaha. Begitu deh, seruuuu!

Sementara itu, keretanya sendiri menurutku cukup kuno, panas, kotor, dan bau. Haha, nggak kebayang bakalan begini, sih. Benar-benar baru tahu sisi lain kota Paris. Baunya itu campuran bau rokok di mana-mana dan pesing! Nggak bokis! Nggak ngerti, mungkin karena toilet mahal, kali ya? Jadi, orang pipis sembarangan. *Sotoy mode on*.

Setelah berganti metro 1x, kami tiba di stasiun terdekat (yang mana sekitar 800m, matekkk) Menara Eiffel. Kami terus berjalan dan berjalan dan berjalan sembari menghadapi prahara Anda 1 dan 2 rebutan stroller. Allohuakbar! Mungkin ini akibat Kakak masih ngantuk, jadi mood-nya agak berantakan. Maunya naik stroller. Terpaksa aku harus mengambil sikap sebagai ibu bundadari yang welas asih. Kugendonglah Adik si Ananda 2 sepanjang jalan dengan jarik. OMG, pundakku protol menahan beban 11 kg di jalanan kota Paris nan romantis. #akurapopo


Menara Eiffel

Pucuk Menara Eiffel pun akhirnya terlihat. Waaaaa, serius kami melihat menara yang paling terkenal di dunia ini dengan mata kepala sendiri? Sungguhan! Beneran! Kawasan Menara Eiffel dikelilingi oleh taman-taman dan lapangan rumput yang luas. Saat itu, banyak orang yang bersantai di rerumputan yang dikenal dengan Champ de Mars. Banyak sekali orang. Kami pun langsung bersemangat mengambil foto, semampunya dengan ponsel. Saking ingin seringkas mungkin membawa bawaan, kami sengaja nggak membawa kamera beneran, hiks.

Melihat kami yang kesusahan, ada orang baik yang nawarin memfoto kami berempat meski hasilnya, yah, daripada nggak ada. Backlight banget dari posisi ini. Kami pun memutuskan untuk beranjak ke sisi menara yang satunya. Jalan kaki maniiing Ya Rabbb. 😢

Kami berjalan melewati menara yang bener-bener gagah berdiri dan besar banget dilihat dari dekat. Meski begitu, nggak ada keinginan masuk apalagi naik ke atas karena lagi-lagi hemat bujet, hihi. Melihatnya dari dekat dan bayangin adegan romantis Adit-Tita aja aku udah seneng, wkwkw. Buat yang paham-paham aja angkatan Eiffel I'm in Love. 

Tergopoh-gopoh (aku doank sih, karena masih berkutat dengan gendong jarik), kami melewati Sungai Seine yang terkenal itu. Banyak kapal wisata yang berlalu lalang. Jembatan di atasnya pun penuh sesak orang, meriah banget. Sampai di sisi satunya, kami sempat membiarkan Kakak untuk main di taman bermain setempat, sementara itu aku menyuapi Adik. Jujur, kami agak kebingungan dengan perbedaan jam yang berefek pada jam makan. Ini baru bisa diatasi pada hari kedua. Prinsipnya ikuti jam makan waktu Paris, jangan hiraukan jam makan waktu Indonesia. 






Setelah puas main di taman bermainan gratisan, kami menuju bangunan bernama Trocadero. Ini semacam bangunan dengan atap seperti rooftop seluas landmark yang terkenal untuk spot foto orang-orang dengan latar Menara Eiffel. Kalau di medsos sih, kayaknya cakep banget, sepi, bergelimang keindahan, ya? Kenyataannya? Cendoool dawet, orang semuaaa, hahaha. Ada pertunjukkan tarilah, pengamen musiklah, orang nongkronglah, jajan di konter-konter makanan, dan sebagainya. Mau foto-foto kayak apa juga isinya membaur dengan masyarakat, wkwkw. Nggak apa-apa, biar natural yah Bunda~

Kami duduk-duduk di Trocadero sambil menunggu lampu Menara Eiffel dinyalakan. Wih, parah memang indah banget menikmati cantiknya menara yang berkerlip sambil menikmati cekot-cekot di pundak, ehehe.


Puas menikmati Eiffel dan berfoto semampunya (OMG aku nyesel banget bahkan nggak foto sendiri karena ribettttt), kami pulang menuju hotel. Melewati rute metro yang berbeda, tapi sama pegelnya. Namaste. 

Oiya, sedikit tips menenangkan Ananda sepanjang perjalanan adalah:

1. Untuk Kakak: tujuan utama harus yang bikin dia seneng dulu. Misalnya, kita bisa janjiin akan ke taman bermain dulu untuk itinerary hari itu. Sepanjang jalan diajak ngobrol tentang sekitar, pancing anak untuk mengamati. Dan, tentu saja bujuklah anak untuk kuat jalan kaki jauh, hehe. Kentang Mc D adalah kunci.

2. Untuk Adik: hanya ada satu kunci: MENYUSUI DI SEMBARANG TEMPAT. Ketrampilan menyusui Ibunda diuji, wkwk. Udah, Bunda punya senjata ampuh. Kebetulan aku nggak ada masalah dengan metode ini, tertolong dengan jarik dan baju menyusui yang bagiku aman. Sepanjang jalan, mostly aku menyusui Adik untuk nenangin jetlag-nya. Nggak harus nyari-nyari nursing room atau tempat sepi, gas aja! 😂 Manjur di kami, sih.

Kami sempatkan beli makan malam dulu di Burger King sebelah hotel sebelum sampai. Sampai kamar hotel lagi, langsung tepar setepar-teparnya! See you hari kedua, Parisss!

Baca juga: Rekomendasi Makan Murah di Paris

Bersambung ke Part 3.

Part sebelumnya, Part 1.

Love,

Kokidol


CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top