[Jalan-jalan] Bonjour, Paris! Bawa Anak-anak ke Eropa (Part 1)


Gara-gara habis nonton Netflix series, Emily in Paris, jadi tergerak bercerita di sini. Jalan-jalan ke Parisnya memang sudah tahun lalu 2019, tapi nggak apa-apalah ya kuceritain sekarang. Apalagi mengingat tahun ini mayan surem yah, nggak bisa ke mana-mana. Dengan mencurahkan kesesakan hati akibat nggak bisa pergi-pergi, cukup mengurangi beban di hati. Terima kasih pencipta pepatah: lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekali 😉.
Jujur, baper abis nonton Emily in Paris. Bukan karena ceritanya, sih. Malah, aku nggak terlalu suka dengan ceritanya yang terlampau klise, dan hmm...ternyata aku kurang bisa menikmati budaya Barat main tubruk setelah 3 detik kenal, hahaha. Maaf, anaknya memang kolot 😂. Namun, aku baper karena visualisasi Paris yang cantik banget di mataku. Dalam hati aku merasa, ya ampunnn aku udah pernah menginjakkan kaki di sana, OMG, Gustiii!

Well, mari kita langsung throwback!

Bonjour, Paris!

Kami menuju Paris saat summer, Agustus 2019. Agak sengaja memilih musim ini karena memikirkan anak-anak yang kukhawatirkan nggak tahan dingin. Meskipun tentu saja tiket dan akomodasi lebih mahal, kami terima qonaah sebagai risiko. Kesehatan anak adalah yang utama, pada saat itu.

Kami berangkat dari Jogja dengan penerbangan pagi Air Asia menuju Singapura. Setelah cari kemungkinan tiket yang bisa kami jangkau, akhirnya kami putuskan jalur Jogja-Singapura-Abu Dabi (transit)-Paris. Singapura-Paris kami tempuh dengan maskapai Qatar Airways. Jujur ini kali pertama aku naik pesawat long-flight dengan acara transit segala. Excited banget, gils. Ingin rasanya njathil di bandara, tapi alhamdulillah bisa kutahan 😌.

Air Asia Jogja-Singapura

Jewel Mall Changi Airport, Singapura

Qatar Airways Singapura-Abu Dabi

Rasanya kali pertama masuk bandara Charles de Gaulle Paris? Masih biasa aja, karena jujur bandaranya biasa banget. Nggak ada unsur-unsur glamor atau canggihnya, hehe. Dan, rame banget kayak pasar. Kami melewati pos imigrasi tanpa ditanya apa pun, padahal udah nyiapin pidato motivasi berkunjung ke Eropa, haha. Tahunya pas di konter, petugas langsung bilang, "Monggo Mbak." Dalam bahasa Perancis tentu saja.

Setelah urusan bagasi beres (fyi kami hanya membawa 1 koper sedang-besar untuk sekeluarga karena nggak mau kerepotan di jalan karena bawa dua anak usia 5 dan 1 tahun), kami langsung kelimpungan mencari jalan menuju hotel. Sempat dihiasi dengan drama beli air panas 2 euro untuk seduh makanan Ananda 2, juga drama Ananda 1 kebelet beol di toilet stasiun bandara yang harus bayar juga 1 euro. Pemanasan yang baik yah untuk mengasah kekagetan kurs rupiah-euro yang saat itu 16.000. Asiap!

Menuju hotel di tengah kota dengan kereta! Yey, akhirnya setelah cari-cari tahu dan kelimpungan karena susah banget nemuin lift yang sampai di lantai peron. Butuh naik lift karena kami bawa stroller untuk Ananda 2, huft! Harga tiket kereta ke kota, udah lupa banget, hiks. 😰

Kereta menuju tengah kota


Hotel Libertel Gare de l'est Francais

Kami memilih hotel yang sangat dekat dengan stasiun besar, yaitu stasiun Gare de l'Est dan Gare du Nord. Tepatnya hotel kami di depan Gare de l'Est. Bener-bener tinggal nyebrang doank. Namun, dari stasiun bandara, kami turunnya di Gare du Nord. Dari sana, hotel  bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Hotel Libertel difoto dari halaman Stasiun Gare de l'Est

Nah, ini nih, momen mrebes milinya 😂. Begitu keluar stasiun, langsung melongo bangeeeet. Meski udah ngapalin jalan melalui selayang pandang Google Maps, melihat langsung jalan-jalan di Paris bener-bener bikin aku mau sujud sukur cium tanah, wkwk. Semua bangunannya bergaya vintage, megah, dan cantik. Monangesss. Aku bilang ke Pak Baba, "Yang, ini nyata yaaang. OMG kita sampai Parissss!" Hahaha, biar aja ya memang norak. Sebuah pencapaian mix keberuntungan seorang Bunda Daerah sepertiku bisa sampai sana. Pasti orang tuaku bangga, wkwkwk. (Apaaaaan?).

Di depan stasiun Gare du Nord, tahan njathil tahan....

Meski lagi summer ya, tapi anginnya kenceng banget jadi tetep dingin. Selama jalan kaki, kayaknya cuma kami yang tetep berpakaian ala winter. Anak-anak kukasih jaket brukut semua, hehe.

Hotel yang kami pilih ini bertarif sekitar 1,5 juta rupiah per malam. Kami memesannya via Traveloka. Namun, kami nggak nyangka akan dapat masalah ketika check in. Ternyata kami ditolak masuk karena membawa 2 orang anak, sedangkan kamar yang kami pesan adalah kamar berisi 2 orang. Kata resepsionis, doi takut menyalahi regulasi kalau-kalau ada sidak. Hmm, setelah negosiasi, akhirnya pihak hotel menyiapkan upgrade kamar dengan boks bayi. Tentunya dengan tambahan biaya, jadi sekitar 2,5 juta rupiah per malam. Kami menginap 2 malam, fyi.

Yaudin, gimana lagi, kan? Daripada jadi gembel di negeri orang, mana bawa anak-anak pula. Yang penting kami dibolehin check in. Setelah masuk kamar dan ngerasain nginap di sini 2 malam, aku benar-benar nggak menyesal memilih hotel ini. Is da luv! 

Selain karena lokasinya yang mepet stasiun (jadi mudah ke mana-mana naik metro), hotel ini juga bersebelahan dengan Mc Donald, Burger King, dan warung makan fast food lainnya. Udah gitu, di lantai bawahnya ada Monop, minimarket yang nggak mini banget semacam Indomaret. Di Monop ini kami membeli jajan dan makanan, harganya pun murah.



Fasilitas hotel bintang 3 ini nggak yang mewah gimana, sih. Cukup. Kamarnya nggak terlalu besar, juga nggak ada kolam renang atau fasilitas lain. Kami juga nggak ambil sarapannya, tentunya karena hemat bujet. Namun, kamar mandinya sudah dengan bathup, jadi anak-anak senang sekali. Dan, dari jendela kamar, kami bisa melihat jalanan sekitar. 

Pemandangan dari jendela kamar hotel







Begitu sampai di kamar pada pukul 14.00 waktu Paris, kami langsung tepar! Meski begitu, kami membatasi tidur karena, yah, ini hari pertama kami di Paris! Kami bersiap menuju Menara Eiffel!

Tapi, anak-anak masih nyenyak banget tidurnya, huhu. Bangunin apa enggak ya?

Bersambung ke Part 2.


Salam,







CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top